Home » » Misi Revolusi Mental

Misi Revolusi Mental

Written By REVOLUSIMENTAL.ORG on Jumat, 02 Januari 2015 | 21.20


"Kita ini kan selalu bicara mengenai fisik dan ekonomi. Padahal, kekurangan besar kita adalah Character Building. Oleh sebab itu saya sebut Revolusi Mental," kata Jokowi (Sabtu sore 26/4/2014).
.

Menurut Jokowi, seorang pemimpin bukan hanya menjalankan proyek-proyek pembangunan fisik semata, melainkan mampu membangun pola pikir sekaligus karakter positif di masyarakat.

Jokowi mengatakan, percuma pembangunan fisik tanpa membangun pola pikir masyarakat. Masyarakat bisa hanya menjadi 'follower'.

"Kalau pemimpinnya bisa memberikan contoh, bisa menginspirasi supaya rakyat itu jangan terdorong untuk pesimis. Itulah yang akan saya mulai kali ini," ujar mantan Wali Kota Surakarta.

Pemimpin yang mampu mengubah masyarakatnya menjadi positif, lanjut Jokowi, tak hadir pada pemimpin yang menggunakan cara-cara menyindir, menjelek-jelekan. Menurut Jokowi, pemimpin semacam itu tidak bakal memberikan harapan bagi masyarakat.

Ibarat perangkat elektronik, kata Jokowi, revolusi mental bagaikan piranti lunak yang menjadi otak seluruh pranti kerasnya. "Dulu Bung Karno itu membangun jiwa dulu," ucap Jokowi.

Jokowi mencontohkan sejarah negara Jepang. "Dulu Jepang itu jatuh. Lalu ada restorasi Meiji, langsung meloncat. Saya kita kita ini nanti bisa seperti itu, asal mau," ujarnya.

Jokowi pertama kali menyebut visi dan misi revolusi mental di Metro TV pada Kamis (24/4/2014) lalu. Menurut Jokowi, negara Indonesia adalah negara besar. Namun, masyarakat Indonesia sering tidak percaya diri saat menghadapi tantangan-tantangan zaman. Oleh sebab itu, mindset rakyat Indonesia harus diubah melalui kepemimpinan dirinya.

Revolusi mental yang digaungkan Jokowi untuk memperbaiki mutu Indonesia menyentuh aspek ekonomi, politik, hukum, hingga budaya.


1. Salah satu masalah terbesar kita adalah korupsi.

Perilaku korup atau rusak ini bukan hanya korupsi menggelapkan uang, tapi juga telah menular hingga ke aspek-aspek kehidupan lain seperti perilaku tidak antre, pejabat pemerintah yang lalai melayani warga, sopir di jalanan yang seenaknya sendiri, lansia dan difabel yang tidak mendapat tempat di angkutan umum, pejabat yang lebih mementingkan pidato dan seremoni, layanan publik yang tidak manusiawi, dan sebagainya.

Kita perlu mengubah secara drastis karakter negatif yang berlarut-larut dan menenggelamkan negeri ini saat SDM negara lain berjalan di jalur yang benar.

2. Meninggalkan mental feodal

Demokrasi adalah bottom-up, sementara feodalisme dan otoritarianisme adalah top-down.
Kita masih dibelenggu oleh feodalisme, dari presiden hingga masyarakat bawah.

3. Modal terbesar kita adalah sumber daya manusia

Percuma kita memiliki kekayaan alam yang melimpah bila kita tidak bisa mengolahnya secara baik. Bangsa yang maju adalah bangsa yang memiliki SDM (sumber daya manusia) unggul dan bermental positif, entah mereka punya SDA (sumber daya alam) melimpah atau tidak.

Di sinilah pentingnya keteladanan. Bila pemimpin kita seenaknya sendiri, warga pun akan mengikuti mereka. Ini yang sekarang terjadi di masyarakat Indonesia.

Mental individu dan mental kolektif kita perlu diubah. Kita butuh revolusi mental, segera!
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

Rencana Pembangunan Indonesia

 
Sekretariat Bersama Gerakan Nasional Revolusi Mental
Jl. Tebet Timur Dalam III No. 16 Tebet - Jakarta Selatan 12820
Telp. 021 4003 6520, 4025 9090 Fax : 021 8279 7499
Copyright © 2013. Gerakan Revolusi Mental - All Rights Reserved
E-Mail : sekber@revolusimental.or.id
Supported by : MediaBisnis.Com, KUPAS.CO, SuaraRepublik.Com
Powered by Agro Bisnis Indonesia, Indonesia Go Organic